afwef

Harga Feromon Exi & Cara Penggunaannya Pada Tanaman Bawang Merah

Feromon Exi, berasal dari bahasa Yunani ‘phero’ yang artinya ‘pembawa’ dan ‘mone’ (sensasi). Dan 'Exi' sendiri adalah jenis serangga yang dinisbatkan pada jenis exigua. Feromon merupakan senyawa yang diproduksi dan dilepas oleh serangga untuk memikat serangga lawan jenisnya karena adanya tanggapan fisiologi tertentu. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin.

Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies). Feromon pertama ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga menemukan hormon seks pada manusia yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Penemu zat feromon pada hewan (serangga) adalah Jean-Henri Fabre pada tahun 1870, ketika meneliti ngengat ‘Great peacock’ betina.

Dengan mengendus feromon, serangga jantan dapat menemukan keberadaan serangga betina dari jarak berkilo-kilometer. Melalui serangkaian penelitian dan ujicoba yang panjang, ditemukan sintesa Feromon-Exi berupa atraktan feromon seks yang khusus untuk mengendalikan ulat bawang (Spodoptera exigua).

Hama ulat bawang (Spodoptera sp.) hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani Bawang Merah di Indonesia. Tidaklah heran jika petani bersedia menyediakan biaya yang cukup besar untuk mengendalikan dan membasminya. Meski serangga ulat bawang dewasa hanya kawin satu kali selama hidupnya, namun serangga ulat bawang betina mampu menghasilkan telur 300 - 500 butir/ ekor dari setiap perkawinannya. Kata peneliti Feromon Exi Dr. Ir. I Made Samudra, MSc

Dapat dibayangkan tanpa pengendalian yang tepat, peningkatan populasi akan berlipat dengan cepat. Tindakan pengendalian yang biasa dilakukan petani adalah penyemprotan berbagai jenis insektisida yang dilakukan secara intensif setiap 3-4 hari. Hal ini dilakukan petani karena menurut beberapa petani jika hama ulat bawang merah tidak dikendalikan secara intensif dapat menurunkan hasil hingga 40%. Namun demikian, penyemprotan insektisida secara intensif meningkatkan biaya untuk pemeliharaan tanaman, yaitu pengendalian hama hingga 20-25%. Selain itu, penggunaan insektisida yang berlebihan juga dapat mencemari lingkungan.

Maka dari itu penggunaan Feromon-Exi ini memiliki beberapa kelebihan:
1. Teknologi ini bersifat ramah lingkungan
2. Bersifat selektif untuk spesies hama tertentu.
3. Mampu menekan populasi serangga secara nyata.
4. Biaya yang dialokasikan lebih murah.
5. Mudah diterapkan

Penggunaan Feromon-Exi
Cara membuat perangkap feromon menggunakan alat bantu yaitu :
- perangkap stoples plastik yang diberi lubang jendela.
- Di dalam stoples, digantungkan karet atraktan Feromon-Exi dan diberikan air dibagian dasar stoples.
- Kemudian perangkap stoples ditempatkan pada areal tanaman bawang merah, berjarak 15 m, pada ketinggian 40 cm di atas permukaan tanah.

Serangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi perangkap dan terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa serangga Spodoptera exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan mengganti air di dalam stoples.

Perangkap Feromon-Exi untuk pemasangan individu diperlukan sekitar 20 perangkap per hektar. Jika pemasangan secara bersama-sama pada satu hamparan, jumlah perangkap Feromon-Exi cukup 12 perangkap per hektar.

Ujicoba lapang Feromon-Exi
BB-Biogen telah sukses melakukan ujicoba lapang di beberapa sentra tanaman Bawang Merah di tanah air. Lokasi ujicoba tersebut adalah :
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Propinsi Bali
Kabupaten Bima, NTB
Samosir, Sumatera Utara

Feromon-Exi sendiri sudah diproduksi komersial oleh CV NUSAGRI dan sudah memperoleh Izin Percobaan melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 128/Kpts/SR.140/1/2012, tertanggal 17 Januari 2012. Untuk pemesanan feromon exi bisa hubungi Toko Pertanian Brebes via WA atau SMS

2 Responses to "Harga Feromon Exi & Cara Penggunaannya Pada Tanaman Bawang Merah"

wdcfawqafwef