Berikut ini disajikan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan OPT menurut konsep PHT. Untuk mencapai efektifitas pengendalian OPT, seluruh cara dibawah ini sebaiknya dilakukan secara terpadu dan saling melengkapi.
1. Genetik
Pelaksanaan PHT dimulai dengan pemilihan jenis tanaman dan varietas yang tahan terhadap serangan OPT. program pemilihan tanaman telah banyak menghasilkan varietas tanaman yang tahan terhadap serangan OPT. tanaman transgenic merupakan contoh mutakhir yang sampai saat ini masih kontroversial. Selain itu, pemilihan jenis tanaman juga mempertimbangkan kesesuaianya dengan kondisi lingkungan dilokasi penanaman. Saat ini terdapat kecenderungan untuk mengusahakan tanaman diluar zona adaptasinya. Contohnya adalah penanaman tanaman dataran tinggi didataran rendah, sehingga tanaman mudah stress dan kemungkinan terserang OPT meningkat.
Sangat disarankan melakukan pergiliran tanaman dan menerapkan system tumpang sari untuk memperkecil kerugian akibat serangan OPT. biasanya OPT tertentu akan menyerang suatu jenis tanaman tertentu. Contohnya, jika saat ini tanaman cabe banyak terkena penyakit antraknosa, sebaiknya pada musim tanam berikutnya hindari penanaman keluarga cabe (solanaceae), seperti tomat atau terung. Akan lebih baik jika ditanami jenis kacang-kacangan atau jagung. Karena hal tersebut akan memutuskan siklus hidup penyakit antranoksa,sehingga akan mencegah terjadinya serangan yang lebih besar dikemudian hari.
1. Sanitasi
Sanitasi merupakan usaha untuk memperkecil kemungkinan meluas atau menularnya serangan OPT. Tindakan yang harus dilakukan sebagai berikut.
- Menggunakan benih bersertifikat yang bebas penyakit, karena banyak sekali penyakit yang menular melalui benih (seed born).
- Memusnahkan atau memangkas tanaman yang sakit, terutama tanaman yang terkena penyakit akibat virus, seperti penyakit keriting pada tanaman cabe.
- Membersikan areal tanaman pertanian dari tumpukan sampah. Telah diketahui bahwa tumpukan sampah merupakan sumber berbagai macam penyakit. Contohnya kumbang kelapa yang selalu memilih tumpukan sampah untuk meletakan telurnya.
- Membersikan peralatan yang terkontaminasi penyakit tanaman.
2. Perlakuan Fisik
Perlakuan atau tindakan fisik lebih banyak dilkukan untuk mengendalikan serangan hama.
- Pemasangan perangkap dan geropyokan untuk mengendalikan hama tiklus.
- Paemakaian perangkap lampu untuk menjerat serangga.
- Pemasangan bebegig atau orang-orangan sawah untuk mengusir burung.
3. Pengendalian Biologis
Cara ini dilakukan dengan menyebarkan dan memelihara musuh alami atau predator dari OPT tertentu didaerah pertanian. Musuh alami yang paling populer saat ini adalah jenis bakteri bacillus thuringiensis yang merupakan sumber penyakit ulat api pada kelapa sawit, ulat putella sp. Pada tanaman kubis, dan penggerek batang tebu. Pada tahun-tahun terakhir bakteri bacillus thuringiensis telah dikembangkan secara komersial yang dikenal sebagai pestisida biologias. Beberapa merek dagang yang telah tersedia dan dipasarkan seperti thuricide HP, delfin WDG, dan costar OF.
Contoh lain dari musuh alami OPT adalah belalang sembah ayang merupakan pemangsa kutu daun (aphid), ular piton dan burung hantu pemangsa tikus sawah, jamur beauvearia bassiana dan metarrhizium anisoppliae menjadi penyakit untuk ulat jengkal (Ectropis burmitra) pada tanaman teh. Keberadaan musuh alami ini harus tetap terjaga dengan cara menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai dan tidak menyemprotkan pestisida secara berlebihan.
Untuk memilih cara biologis yang sesuai dangan masalah yang dihadapi di lapangan, perlu dilakukan penelusuran literatur agar diperoleh hasil penelitian tentang efektifitas musuh alami untuk tanaman tertentu dan cara pemanfaatanya. Pengendalian biologis memerlukan waktu yang lebih lama untuk memperlihatkan hasil yang diharapkan jika dibandingkan dengan pemakaian pestisida kimia. Meskipun demikian, dalam jangka panjang mampu memberikan perlindungan yang lebih maksimal.
4. Pengendalian Kimiawi
Cara ini digunakan cara kimia (pestisida) untuk mengendaliakn OPT. Dalam banyak kasus pestisida memang berhasil menekan populasi OPT dalam waktu singkat, jika digunakan dengan tepat sebagai bagian dari strategi penerapan PHT. Pada PHT, pemakaian pestisida yang berspektrum luas, dengan dosi tinggi, dan pemakaian satujenis pestisida dalam waktu panjang harus dihindari. Hal ini harus dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya.
5. Pencatatan dan Evaluasi
Kegagalan atau keberhasilan suatu tindakan pengendalian OPT harus dicatat dengan rinci untuk dievaluasi kelebihan dan kekuranganya. Catatan-catatan ini suatu saat akan kembali menjadi bagian dari sejarah lahan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Cara Jitu Menanggulangi Serangan Hama Pengganggu Tanaman"
Post a Comment