Gejala utama penyakit kerdil rumput adalah tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dan banyak anakannya sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat. Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya hampa. Bila infeksi terjadi saat tanaman dewasa biasanya gejalanya tidak akan berkembang sebelum panen tetapi muncul pada singgangnya setelah panen.
Penyebab penyakit kerdil rumput adalah virus Kerdil Rumput. Virus ini disebarkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens).
Untuk mengendalikan penyakit kerdil rumput cukup dengan mengendalikan vektor penularnya yaitu wereng coklat. Untuk mengendalikan wereng coklat Toko Pertanian Brebes telah menulis cara tepat mengendalikan hama wereng coklat dan insektisida terbaik untuk mengendalikan wereng coklat.
Selain mengendalikan hama wereng coklat, jika penyakit kerdil rumput sudah terlihat gejalanya segera lakukan pemusnahan pada tanaman padi yang sudah terserang.
Demikian sedikit artikel tentang penyakit kerdil rumput pada tanaman padi, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Kritik saran serta penambahan informasi sangat kami harapkan.
Mengenai penyebab virus kerdil, Rakib mengaku belum mengetahuinya. Kendati mikian, ada kemungkinan disebabkan karena benih padi yang buruk dan adanya pergantian puk. Semnatara petani lainya menduga munculnya virus ini diakibtkan perubahan cuaca dan pergantian pupuk kemungkinan juga disebabkan karena kualitas benih. Sebab, benih didapat petani banyak yang sudah dioplos. "Selain perubahan cuaca, dan pergantian pupuk kemungkinan juga disebabkan karena kwalitas benih. Sebab, benih didapat petani banyak yang sudah dioplos," ungkapnya Adi. Hal ini disebabkan adanya perubahan cuaca yang esktrim tahun ini. "Dimungkinan bisa terjadi, karena pengaruh iklim dan daerah endemis" ujarnya mengakhiri. (aw)
Pengendalian penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa dilakukan dengan pengintegrasian beberapa cara pengendalian dalam satu sistem terutama ditujukan untuk mengendalikan vektor, yaitu dengan cara penanaman varietas tahan, penghilangan suber virus, cara bercocok tanam, pengendalian biologi, penyemprotan pestisida berdasarkan hasil pengamatan.
Penanaman Varietas Tahan
Agar tidak terjadi serangan maka di wilayah endemis wereng cokelat, pada musim hujan harus menggunakan varietas yang tahan sesuai dengan biotipe yang berkembang di satu lokasi. Varietas yang tahan wereng coklat adalah Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW)-1 dan 2. VUTW-1 merupakan varietas yang tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1, yaitu PB26, PB28, PB30, PB34, Asahan, Citarum, dan Brantas sedangkan VUTW-2 yang tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 yaitu PB32, PB36, PB38, PB42, Cisadane, Cimandiri dan Ayung. Selain itu PB56 dan Kelara adalah varietas yang tahan wereng cokelat biotipe Sumatera Utara.
Menghilangkan Sumber Infeksi
Untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, sisa-sisa tanaman, dan ratun. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara sanitasi secara selektif terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat.
Cara bercocok Tanam
Pengendalian penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang perlu dilakukan dalam bercocok tanam padi adalah dengan melakukan pergiliran tanaman (padi dengan palawija), pengaturan air irigasi, dan pemupukan berimbang. Pergiliran tanaman dengan palawija dapat memutus daur hidup wereng cokelat dan wereng hijau, karena ke dua hama tersebut hanya berkembang dengan baik pada tanaman padi. Tanaman palawija merupakan tempat berlindung musuh alami hama wereng yaitu laba-laba.
Pengaturan Irigasi
Pengaturan air irigasi cukup penting karena kondisi pengairan mempengaruhi kelembaban di bawah kanopi. Nimfa wereng cokelat tidak dapat berkembang dengan baik pada kelembaban di bawah kanopi kurang dari 60% (Isichaikul et al.,1994). Pengeringan sawah dapat meningkatkan kematian nimfa wereng cokelat. Pemberian pupuk urea yang berlebihan menyebabkan tanaman sangat baik untuk perkembangan wereng cokelat.
Pengendalian dengan cara Biologi
Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami wereng cokelat. Jenis predator yang dihandalkan untuk mengendalikan wereng adalah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus Microvelia). Laba-laba sulit dibiakkan secara massal karena sifatnya yang kanibal. Sedangkan predator dari jenis kepik dapat diperbanyak dengan cara yang lebih mudah dibandingkan dengan jenis laba-laba, sehingga dapat dilepas dengan teknik inundasi.
Pestisida
Insektisida terbaik yang manjur mengendalikan hama wereng cokelat dan wereng punggung putih diantaranya adalah fipronil dan imidakloprid. Jenis insektisida buprofezin dapat digunakan untuk pengendalian wereng cokelat populasi generasi 1 atau 2, sedangkan fipronil dan imidakloprid untuk wereng cokelat generasi 1, 2, 3 dan 4. Bahan kimia nabati yang dapat membunuh wereng cokelat adalah dari ekstrak tanaman nimba. Penggunaan pestisida nabati tidak dapat disamakan dengan insektisida an-organik. Penggunaan pestisida nabati dianjurkan mulai dari saat populasi wereng cokelat masih di bawah ambang kendala.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete